Aku ingin tersenyum..
Tapi untuk apa...
Sedang waktu itu..
Mendung masih berarak..
Aku ingin ketawa...
Tapi untuk apa...
Sedang waktu itu...
Derita datang bertamu...
Aku ingin menangis...
Tapi untuk apa...
Sedang waktu itu...
Air mata ku telah kering...
Aku ingin mengapai bahagia..
Tapi untuk apa...
Sedang waktu itu...
Aku sendiri tahu...
Penderitaan dan kekecewaan...
Adalah senandung hayatku...
6 comments:
Qasih
pada senandung hayat ini
ada lagu pilu
ada ayat sendu
ada resah sayu
ada gelora rindu
mengadunnya menjadi catatan jiwa
silam yang mengilhamkan..
Ketika ia bersenandung duka..tiada apa yang aku harapkan walau secebis bahagia..kerna telah teruntuk buatku segala luka dan lara..
baris-baris pengalaman menjadi bakti
pada catatan kehidupan
menari mengikut rentaknya
dalam penghayatan
membuang duka
memilih bahagia
segalanya bukan tragedi !
Saudara zawawi.,
pengalaman mendewasakan kita tentang hidup..perjalanannya yang beronak sentiasa membuatkan kita merasai bahawa bahagia bukan milik kita.saban hari cerita hidup kita adalah pedih..dan semakin kita mengejar bahagia..semakin ia menjauh..apalagi yang kita mampu harapkan selain dari pasrah...
salam qaseh
membaca senandung hayatku
ini membuatkan aku terfikir alangkah cantiknya puisi ini diberikan melodi menjadi lagu yang pasti akan top seperti senandung semalam...
Salam kembali Faziz..trima kasih.sebenarnya Qasih da cipta banyak lagu2 dari puisi sendiri..cuma belum berkesempatan untuk diperdengarkan kepada umum.mudah2an lagu2 itu akan diproduksikan secepat mungkin..insyallah..
Post a Comment